LATENT SOCIAL PROBLEM
A.
Pengertian Latent Social Problem
Latent social problem merupakan masalah yang menyangkut
hal-hal yang bertentangan/berlawanan dengan nilai-nilai masyarakat, akan tetapi
tidak diakui demikian halnya. Latent social problem merupakan salah satu
kriteria utama suatu masalah sosial. Sebuah masalah dikatakan sebagai masalah
sosial apabila bersangkutan dengan hubungan antar manusia dan mengganggu
keutuhan masyarakat seperti tata kelakuan yang menyimpang dan ukuran-ukuran
umum segi moral. Pada dasarnya masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan
moral.
Latens sosial problems
merupakan masalah sosial yang sebenarnya sudah ada, walaupun belum meluas,
namun oleh sekelompok masyarakat ditutup-tutupi dan dianggap tidak ada. masalah
sosial ini sewaktu-waktu akan muncul menjadi masalah sosial manifes yaitu masalah yang timbul akibat
terjadinya kepincangan-kepincangan di masyarakat dan terjadi akibat tidak
sesuainya antara norma-norma dan tindakan serta nilai yang ada dalam
masyarakat. Sebab masyarakat tidak menyukai tindakan-tindakan yang menyimpang.
B.
Contoh Latent Social Problem
1.
Wanita yang tidak berkerudung
Negara Indonesia adalah suatu negara
yang dimana sebagian besar penduduknya menganut agama islam, dan di dalam
ajaran islam dijelaskan bahwa “wanita diwajibkan untuk memakai kerudung” yang
tujuannya untuk menutup aurat. Tetapi kenyataannya banyak wanita terutama di
kalangan remaja yang tidak memakai kerudung, mereka lebih suka memakai pakaian
yang terbuka agar terlihat lebih sexy dan banyak disukai oleh pria.
a) Adapun
factor-faktor penyebabnya, yaitu:
-
Habit (kebiasaan)
Di
zaman modern ini, memakai pakaian yang terbuka seperti rok mini, dll itu sudah
menjadi kebiasaan, dan apabila kebiasaan ini tidak dirubah, maka akan menjadi
suatu masalah yang semakin kompleks. Mereka sebenarnya sudah mengetahui
kewajibannya supaya memakai kerudung tetapi mereka tidak ada niat untuk
merubahnya dan menyadari bahwa itu adalah masalah. Kembali lagi kepada peran
orangtua yang harus mendidik anaknya sejak dini dan membiasakan mereka supaya
berperilaku baik. Mereka bisa karena terbiasa.
-
Culture (kebudayaan)
Adanya
suatu pengaruh dari budaya asing, khususnya dalam hal berpakaian dan warga
negara Indonesia sekarang sudah mengarah ke westernisasi atau kebarat-baratan,
para wanita lebih suka memakai pakaian yang terbuka yang sesuai dengan
perkembangan zaman agar mereka tidak dinilai ketinggalan zaman atau kampungan.
Kita lihat kenyataannya sekarang bahwa budaya Indonesia sudah sedikit luntur
karena derasnya pengaruh dari budaya asing.
-
Personality
Apabila
habit dan culture-nya yang tidak baik itu tidak dirubah maka personality-nya
akan hancur. Jadi di sini sangat diperlukannya suatu perubahan agar akal dan
jiwa seseorang itu baik dan mempunyai watak yang konsisten. Apabila personality
seseorang itu baik, maka mereka akan berperilaku baik sesuai dengan norma dan
aturan yang berlaku di masyarakat.
b) Solusinya
-
Kembali kepada diri masing-masing
dan berusaha mengenalkan konsep aktualisasi diri yang dimulai dengan
seseorang itu mengetahui seharusnya sikap yang baik di masyarakat itu seperti
apa dan bagaimana, lalu mengerti akan hal tersebut, memahaminya, menghayati,
dan selanjutnya mengamalkan ke lingkungan masyarakat.
- Untuk mengatasi gejala latent social
problem ini maka setiap orang harus memahami konsep 5M sebagai solusinya.
Mungkin saja seseorang yang melakukan perbuatan yang menyimpang itu tidak
mengetahui bahwa perbuatan itu salah. Maka kita harus menasehati dan
memberitahukan supaya dia mengerti. Setelah dia mengerti dan memahami bahwa
perbuatannya itu salah maka ia dapat menghayati dan mengamalkannya. Sehingga ia
dapat meninggalkan perbuatan yang salah itu.
2. Tawuran
Ketika kita mendengar
kata tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing
lagi. Tawuran sepertinya sudah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia.
Sehingga jika mendengar kata tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia
sudah tidak asing lagi. Hampir setiap minggu, berita itu menghiasi media massa.
Bukan hanya tawuran antar pelajar saja yang menghiasi kolom-kolom media cetak,
tetapi tawuran antar polisi dan tentara, antar polisi pamong praja dengan
pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan.
Inilah fenomena yang terjadi di
masyarakat kita. Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin
menjadi semenjak terciptanya geng-geng yang membuat resah masyarakat. Perilaku
anarki selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat. Mereka itu sudah
tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu
ketenangan masyarakat.Sebaliknya mereka merasa bangga jika masyarakat itu takut
dengan geng/kelompoknya. Seorang pelajar seharusnya tidak melakukan tindakan
yang tidak terpuji seperti itu. Biasanya permusuhan antar sekolah dimulai dari
masalah yang sangat sepele. Namun remaja yang masih labil tingkat emosinya
justru menanggapinya sebagai sebuah tantangan. Pemicu lain biasanya dendam
dengan rasa kesetiakawanan yang tinggi para siswa tersebut akan membalas
perlakuan yang disebabkan oleh siswa sekolah yang dianggap merugikan seorang
siswa atau mencemarkan nama baik sekolah tersebut.
Sebenarnya jika kita mau melihat
lebih dalam lagi, salah satu akar permasalahannya adalah tingkat kestressan
siswa yang tinggi dan pemahaman agama yang masih rendah. Pendidikam agama
sangatlah penting karena agama merupakan pedoman bagi manusia agar menjadi
suatu acuan untuk mengendalikan emosi pada diri manusia. Kemudian masyarakat
juga harus lebih peka terhadap permasalahan yang timbul dimasyarakat agar
permasalaham tersebut yang sudah jelas salah tidak menjadi kebiasaan yang wajar
dilakukan.
-
Solusinya:
Sebagai pelajar/mahasiswa yang berpendidikan harus bisa
menyadari akan akibat yang diperoleh jika kita melakukan keonaran yaitu tentang
tawuran antar remaja SMA dan antar remaja mahasiswa yang sekarang memang marak
di ibu kota. Orang yang berfikir secara rasional pasti tidak akan melakukan hal
tersebut, jadi lebih baik menghindari hal-hal yang demikian, masalah akan
selesai apabila dilakukan dengan kepala dingin, kebijaksanaan dan hati nurani
yang baik, jadilah manusia yang cerdas emosional, spritual dan intelektual,
marilah menjadi pelajar yang bebudi pekerti yang baik.berakhlak baik pula agar
tidak terjadi tawuran antar pelajar.
Laten
Social problem adalah suatu kesenjangan dalam hubungan antar manusia menyangkut
hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat, dimana masyarakatnya
itu sendiri tidak menyadari akan adanya kesenjangan atau tata kelakuan
menyimpang yang terjadi dalam lingkungannya.
Penyebab
Laten Sosial Problem
Laten
social problem ini terjadi dikarenakan adanya pembiaran dari masyarakat
terhadap hal-hal yang bertentangan dengan nilai maaupun norma yang ada.
Contoh
Laten Sosial Problem :
- Kenakalan Remaja dalam Pergaulan Bebas
Dalam kehidupan para remaja sering
kali diselingi hal hal yang negative dalam rangka penyesuaian dengan lingkungan
sekitar baik lingkungan dengan teman temannya di sekolah maupun lingkungan pada
saat dia di rumah. Hal hal tersebut dapat berbentuk positif hingga negative
yang sering kita sebut dengan kenakalan remaja. Kenakalan remaja itu sendiri
merupakan perbuatan pelanggaran norma-norma baik norma hukum maupun norma
sosial.
Kenakalan Remaja dalam Pergaulan
Bebas di sebut Laten
social Problem karena Perbuatan tersebut dapat meresahkan warga sekitarnya dan
dapat pula merugikan dirinya sendiri maupun orang banyak.
Faktor
Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
- Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri. Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan emosi.
- Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau di sekolah. Menghindarkan diri dari tanggung jawab biasanya karena anak tidak menyukai pekerjaan yang ditugaskan pada mereka sehingga mereka menjauhkan diri dari padanya dan mencari kesibukan-kesibukan lain yang tidak terbimbing.
Solusi :
Kenakalan
remaja merupakan sesuatu yang di anggap sudah biasa dalam kehidupan
bermasyarakat sekarang ini, namun di balik suatu kenakalan remaja itu jika
dibiarkan akan menjadi sesuatu hal yang menakutkan karena seharusnya generasi
muda harus di jadikan sebagai suatu pondasi yang kokoh dalam pembentukan suatu
regenerasi dalam sebuah tatanan kemasyarakatan ataupun kenegaraan. Solusinya
kita harus bisa memfilter segala informasi yang diterima dari luar sehingga
masih tetap bisa sesuai dengan nilai, norma, serta agama yang kita anut. Disini
Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja
tentunya tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat
menenggelamkan si anak remaja kedalam kenakalan remaja, kontrol yang baik
dengan selalu memberikan pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan akan
dapat membimbing si anak remaja ke jalan yang benar, bagaimana orang tua dapat
mendidik anaknya menjadi remaja yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang
menjalankan sesuatu yang mencerminkan kesholehan, ke masjid misalnya. Jadi
jangan heran apabila terjadi kenakalan remaja, karena sang remaja mencontoh
pola kenakalan para orang tua. Selain peran orang tua yang dominan disini juga
harus melihat peran dari luar seperti faktor lingkungan tempat dia bergaul
sehari-harinya perlu di awasi dengan jalan memberi penerangan serta penyuluhan
tentang bahayanya dari pergaulan bebas yang di lakukan oleh para remaja yang
merupakan ciri dari suatu kenakalan remaja.