Sabtu, 23 Maret 2013

LATENT SOCIAL PROBLEM



LATENT SOCIAL PROBLEM
A.    Pengertian Latent Social Problem
Latent social problem merupakan masalah yang menyangkut hal-hal yang bertentangan/berlawanan dengan nilai-nilai masyarakat, akan tetapi tidak diakui demikian halnya. Latent social problem merupakan salah satu kriteria utama suatu masalah sosial. Sebuah masalah dikatakan sebagai masalah sosial apabila bersangkutan dengan hubungan antar manusia dan mengganggu keutuhan masyarakat seperti tata kelakuan yang menyimpang dan ukuran-ukuran umum segi moral. Pada dasarnya masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan moral.
Latens sosial problems merupakan masalah sosial yang sebenarnya sudah ada, walaupun belum meluas, namun oleh sekelompok masyarakat ditutup-tutupi dan dianggap tidak ada. masalah sosial ini sewaktu-waktu akan muncul menjadi masalah sosial manifes yaitu masalah yang timbul akibat terjadinya kepincangan-kepincangan di masyarakat dan terjadi akibat tidak sesuainya antara norma-norma dan tindakan serta nilai yang ada dalam masyarakat. Sebab masyarakat tidak menyukai tindakan-tindakan yang menyimpang.
B.     Contoh Latent Social Problem 
1.      Wanita yang tidak berkerudung
Negara Indonesia adalah suatu negara yang dimana sebagian besar penduduknya menganut agama islam, dan di dalam ajaran islam dijelaskan bahwa “wanita diwajibkan untuk memakai kerudung” yang tujuannya untuk menutup aurat. Tetapi kenyataannya banyak wanita terutama di kalangan remaja yang tidak memakai kerudung, mereka lebih suka memakai pakaian yang terbuka agar terlihat lebih sexy dan banyak disukai oleh pria.
a)      Adapun factor-faktor penyebabnya, yaitu:
-          Habit (kebiasaan)
Di zaman modern ini, memakai pakaian yang terbuka seperti rok mini, dll itu sudah menjadi kebiasaan, dan apabila kebiasaan ini tidak dirubah, maka akan menjadi suatu masalah yang semakin kompleks. Mereka sebenarnya sudah mengetahui kewajibannya supaya memakai kerudung tetapi mereka tidak ada niat untuk merubahnya dan menyadari bahwa itu adalah masalah. Kembali lagi kepada peran orangtua yang harus mendidik anaknya sejak dini dan membiasakan mereka supaya berperilaku baik. Mereka bisa karena terbiasa.
-          Culture (kebudayaan)
Adanya suatu pengaruh dari budaya asing, khususnya dalam hal berpakaian dan warga negara Indonesia sekarang sudah mengarah ke westernisasi atau kebarat-baratan, para wanita lebih suka memakai pakaian yang terbuka yang sesuai dengan perkembangan zaman agar mereka tidak dinilai ketinggalan zaman atau kampungan. Kita lihat kenyataannya sekarang bahwa budaya Indonesia sudah sedikit luntur karena derasnya pengaruh dari budaya asing.
-          Personality
Apabila habit dan culture-nya yang tidak baik itu tidak dirubah maka personality-nya akan hancur. Jadi di sini sangat diperlukannya suatu perubahan agar akal dan jiwa seseorang itu baik dan mempunyai watak yang konsisten. Apabila personality seseorang itu baik, maka mereka akan berperilaku baik sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di masyarakat.
b)     Solusinya
-          Kembali kepada diri masing-masing dan berusaha mengenalkan konsep aktualisasi diri yang dimulai dengan seseorang itu mengetahui seharusnya sikap yang baik di masyarakat itu seperti apa dan bagaimana, lalu mengerti akan hal tersebut, memahaminya, menghayati, dan selanjutnya mengamalkan ke lingkungan masyarakat.
-          Untuk mengatasi gejala latent social problem ini maka setiap orang harus memahami konsep 5M sebagai solusinya. Mungkin saja seseorang yang melakukan perbuatan yang menyimpang itu tidak mengetahui bahwa perbuatan itu salah. Maka kita harus menasehati dan memberitahukan supaya dia mengerti. Setelah dia mengerti dan memahami bahwa perbuatannya itu salah maka ia dapat menghayati dan mengamalkannya. Sehingga ia dapat meninggalkan perbuatan yang salah itu.
2.      Tawuran
Ketika kita  mendengar kata tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Tawuran sepertinya sudah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Sehingga jika mendengar kata tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir setiap minggu, berita itu menghiasi media massa. Bukan hanya tawuran antar pelajar saja yang menghiasi kolom-kolom media cetak, tetapi tawuran antar polisi dan tentara, antar polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan.
Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita. Tawuran antar pelajar maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng yang membuat resah masyarakat. Perilaku anarki selalu dipertontonkan di tengah-tengah masyarakat. Mereka itu sudah tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu ketenangan masyarakat.Sebaliknya mereka merasa bangga jika masyarakat itu takut dengan geng/kelompoknya. Seorang pelajar seharusnya tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji seperti itu. Biasanya permusuhan antar sekolah dimulai dari masalah yang sangat sepele. Namun remaja yang masih labil tingkat emosinya justru menanggapinya sebagai sebuah tantangan. Pemicu lain biasanya dendam dengan rasa kesetiakawanan yang tinggi para siswa tersebut akan membalas perlakuan yang disebabkan oleh siswa sekolah yang dianggap merugikan seorang siswa atau mencemarkan nama baik sekolah tersebut.
Sebenarnya jika kita mau melihat lebih dalam lagi, salah satu akar permasalahannya adalah tingkat kestressan siswa yang tinggi dan pemahaman agama yang masih rendah. Pendidikam agama sangatlah penting karena agama merupakan pedoman bagi manusia agar menjadi suatu acuan untuk mengendalikan emosi pada diri manusia. Kemudian masyarakat juga harus lebih peka terhadap permasalahan yang timbul dimasyarakat agar permasalaham tersebut yang sudah jelas salah tidak menjadi kebiasaan yang wajar dilakukan.
-          Solusinya:
Sebagai pelajar/mahasiswa yang berpendidikan harus bisa menyadari akan akibat yang diperoleh jika kita melakukan keonaran yaitu tentang tawuran antar remaja SMA dan antar remaja mahasiswa yang sekarang memang marak di ibu kota. Orang yang berfikir secara rasional pasti tidak akan melakukan hal tersebut, jadi lebih baik menghindari hal-hal yang demikian, masalah akan selesai apabila dilakukan dengan kepala dingin, kebijaksanaan dan hati nurani yang baik, jadilah manusia yang cerdas emosional, spritual dan intelektual, marilah menjadi pelajar yang bebudi pekerti yang baik.berakhlak baik pula agar tidak terjadi tawuran antar pelajar.
 

B. Pengertian Laten Sosial Problem
Laten Social problem adalah suatu kesenjangan dalam hubungan antar manusia menyangkut hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat, dimana masyarakatnya itu sendiri tidak menyadari akan adanya kesenjangan atau tata kelakuan menyimpang yang terjadi dalam lingkungannya.

Penyebab Laten Sosial Problem
Laten social problem ini terjadi dikarenakan adanya pembiaran dari masyarakat terhadap hal-hal yang bertentangan dengan nilai maaupun norma yang ada.

Contoh Laten Sosial Problem : 
  •   Kenakalan Remaja dalam Pergaulan Bebas
Dalam kehidupan para remaja sering kali diselingi hal hal yang negative dalam rangka penyesuaian dengan lingkungan sekitar baik lingkungan dengan teman temannya di sekolah maupun lingkungan pada saat dia di rumah. Hal hal tersebut dapat berbentuk positif hingga negative yang sering kita sebut dengan kenakalan remaja. Kenakalan remaja itu sendiri merupakan perbuatan pelanggaran norma-norma baik norma hukum maupun norma sosial.
Kenakalan Remaja dalam Pergaulan Bebas di sebut Laten social Problem karena Perbuatan tersebut dapat meresahkan warga sekitarnya dan dapat pula merugikan dirinya sendiri maupun orang banyak.
Faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
  • Anak-anak yang tidak disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri. Anak yang demikian akan dapat menyebabkan kegoncangan emosi.
  • Anak-anak yang sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau di sekolah. Menghindarkan diri dari tanggung jawab biasanya karena anak tidak menyukai pekerjaan yang ditugaskan pada mereka sehingga mereka menjauhkan diri dari padanya dan mencari kesibukan-kesibukan lain yang tidak terbimbing.

Solusi :
Kenakalan remaja merupakan sesuatu yang di anggap sudah biasa dalam kehidupan bermasyarakat sekarang ini, namun di balik suatu kenakalan remaja itu jika dibiarkan akan menjadi sesuatu hal yang menakutkan karena seharusnya generasi muda harus di jadikan sebagai suatu pondasi yang kokoh dalam pembentukan suatu regenerasi dalam sebuah tatanan kemasyarakatan ataupun kenegaraan. Solusinya kita harus bisa memfilter segala informasi yang diterima dari luar sehingga masih tetap bisa sesuai dengan nilai, norma, serta agama yang kita anut. Disini Peran orang tua yang bertanggung jawab terhadap keselamatan para remaja tentunya tidak membiarkan anaknya terlena dengan fasilitas-fasilitas yang dapat menenggelamkan si anak remaja kedalam kenakalan remaja, kontrol yang baik dengan selalu memberikan pendidikan moral dan agama yang baik diharapkan akan dapat membimbing si anak remaja ke jalan yang benar, bagaimana orang tua dapat mendidik anaknya menjadi remaja yang sholeh sedangkan orang tuanya jarang menjalankan sesuatu yang mencerminkan kesholehan, ke masjid misalnya. Jadi jangan heran apabila terjadi kenakalan remaja, karena sang remaja mencontoh pola kenakalan para orang tua. Selain peran orang tua yang dominan disini juga harus melihat peran dari luar seperti faktor lingkungan tempat dia bergaul sehari-harinya perlu di awasi dengan jalan memberi penerangan serta penyuluhan tentang bahayanya dari pergaulan bebas yang di lakukan oleh para remaja yang merupakan ciri dari suatu kenakalan remaja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar